Salah satunya Menjanangkan Gerakan 18-21, kumpul sama keluarga,, dlm rangka sholat magrib dan isya terpenuhi bagi yg muslim, dilanjutkan mengulang pelajaran sekolah, dan hubungan keluarga juga makin harmonis,ucar dia,sewaktu di temui di kantor nya
Dan ada banyak cara yang dapat diajarkan kepada anak agar mereka bisa melawan orang-orang yang yang akan melakukan kejahatan seksual.
"Kejahatan seksual terhadap anak sudah tidak bisa ditutup-tutupi lagi. Anak sudah harus dibekali cara seperti berteriak, melawan, mengigit, melempar pelaku dengan benda yang ada di sekitarnya ketika ada seseorang yang akan melakukan serangan kejahatan seksual kepada dirinya," ujar Idris.
Idris pun meminta agar masyarakat bergotong-royong memutus mata rantai kejahatan seksual. Diantaranya adalah memberikan perlindungan anak di tingkat rumah, sekolah, desa, hingga kota. “Kalau itu tidak dilakukan, MADINA akan diisi oleh generasi yang rusak,” kata Idris.
Memutus mata rantai kejahatan seksual
“Risiko terjadi kejahatan seksual bisa terjadi di mana saja, mulai dari rumah hingga ruang publik, karena itu kami mengedukasi para orang tua dan guru-guru Paud untuk sama-sama memutus mata rantai kejahatan seksual, salah satunya dengan meningkatkan pengawasan kepada anak-anak,
Kata Idris, kegiatan ini sejalan dengan Gerakan 18-21 yg Di sebut Kumpul keluarga sebagai Gerakan 18-21 juga bagian dari upaya mengurangi angka kekerasan dan eksploitasi terhadap anak yang terus meningkat. "Kami mengedukasi guru-guru Paud, karena merekalah yang berhadapan langsung dengan anak-anak, sehingga penting setiap guru PAUD dibekali ilmu pengetahuan dan keterampilan agar bisa mengingatkan anak didiknya untuk melindungi diri," jelas Idris.
Edit .
Fahrizal sabdah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar